Dalamcerita Kain dan Habel, terkandung makna bahwa pada prinsipnya mereka tahu dengan jelas tentang jalan keselamatan. Tetapi rupanya Kain tidak serius dalam menanggapi makna jalan keselamatan yang diajarkan Allah. Sedangkan Habel lebih berhikmat, dan tulus, sehingga dia menuruti tata-cara yang dikehendaki Allah. MingguIII : Cerita Kain dan Habel Minggu IV : Taaurat ke 5. Februari : Hari Kasih Sayang Minggu I A. KESIMPULAN Program tahunan memang sangat menolong setiap orang yang terpanggil dan mempunyai kerinduan untuk melayani pekerjaan Tuhan. Dengan membuat program tahunan Sekolah Minggu, guru SM dapat juga memotifasi jemaat untuk turut ambil Dankita bersyukur bahwa kisah permusuhan antara keturunan ular dan keturunan wanita itu, tidak berakhir pada kisah Kain dan Habel, tetapi masih terus berlanjut. Adam bersetubuh pula dengan isterinya, lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Set, sebab katanya: "Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain Memberikanekspresi kehormatan 2. Untuk memiliki perasaan kagum 3. Untuk berlutut kepada yang disembah 4. Untuk memberikan penghargaan Penyembahan dalam agama Yahudi dimulai pada masa Adam dan Hawa khususnya pada masa Kain dan Habel. Kain dan Habel memperoleh kenikmatan berupa harta bumi dan harta hewan ternak. Vay Nhanh Fast Money. - Kain dan Habel adalah masing-masing anak pertama dan kedua dari pasangan manusia pertama, Adam dan Hawa. Mereka dilahirkan setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa satu-satunya anak Adam dan Hawa yang lain yang disebut dalam Alkitab adalah Set. Cerita mereka dikisahkan dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, yaitu dalam Kitab Kejadian pasal 4. Kain melakukan pembunuhan yang pertama kali dengan membunuh saudaranya setelah Allah menolak korbannya, tetapi menerima korban Habel. Kitab Kejadian memberikan tekanan pada pekerjaan kedua saudara ini; Habel menggembalakan ternak, sementara Kain seorang petani. Kitab Kejadian Kejadian 41-17 memberikan gambaran singkat tentang kedua saudara ini. Dikatakan bahwa Kain adalah seorang petani yang mengolah tanahnya, sementara adiknya Habel adalah seorang gembala. Suatu hari mereka mempersembahkan kurban kepada Allah. Kain mempersembahkan buah-buahan dan gandum dan padi, sementara Habel mempersembahkan domba yang gemuk, anak domba, atau susu, seperti yang dikatakan oleh Yosefus dari hasil pertama ternaknya. Karena Allah tidak mau menerima apapun yg tumbuh dari bumi maka Allah tidak menerima persembahan kain, Allah menerima kurban Habel, dan karena itu Kain membunuh Habel. Cerita ini berlanjut dengan Allah yang mendekati Kain dan menanyakan di mana Habel berada. Jawaban Kain yang kemudian menjadi ucapan yang sangat terkenal ialah, " Apakah aku penjaga adikku?" Allah melihat bahwa Kain mencoba mengelak, karena-Nya Ia mengatakan kepada Kain "Darah [Habel] adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah". Allah mengutuk Kain untuk mengembara di muka bumi. Kain ketakutan bahwa ia akan dibunuh orang lain di muka bumi dan dalam rasa takutnya itu ia memohon kepada Allah, dan karena itu Allah mmberikan kepadanya tanda pada wajah Kain sehingga ia tidak akan dibunuh, sambil berkata bahwa "barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat. "Lalu Kain pergi, "ke negeri pengembaraan". Terjemahan-terjemahan lainnya menyebutkan bahwa ia pergi "ke Tanah Nod", yang umumnya dianggap sebagai kekeliruan terjemahan dari kata Ibrani Nod, yang artinya pengembaraan. Meskipun ia dikutuk untuk hidup mengembara, Kain belakangan disebutkan mempunyai keturunan, dan mendirikan sebuah kota yang dinamainya Henokh, sesuai dengan nama anaknya. * Berita Terkini Tribun Manado • PROFIL Tiara Savitri yang Dikenalkan ke Sandiaga Uno, Disebut Perempuan Langka yang Sulit Ditemukan • Mengapa Subsidi Rp 600 Ribu Harus Pakai Data BPJS Ketenagakerjaan? Ini Alasan Pemerintah • Cucu Keempat Jokowi Diberi Nama Panembahan Al Nahyan Nasution, Ini Arti Namanya SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL Tuesday, October 22, 2019 Edit Kain dan Habel adalah seorang kakak beradik, mereka adalah anak dari nabi adam dan hawa. Adam dan Hawa memiliki anak pertama bernama Kain dan adiknya Habel. Adam dan hawa sangat senang dengan anak yang dimilikinya, dan Ia sangat bersyukur kepada Tuhan akan anugerah yang diterima. Adam yang adalah seorang ayah dari Kain dan Habel, selalu memberikan pendidikan iman kepada anaknya dengan cara hidup dalam iman yang dapat berkenan kepada Tuhan. Dalam perjalanan hidupannya Kain adalah seorang petani dan Habel seorang gembala kambing domba. Kain adalah seorang yang taat kepada Tuhan, ia mempersembahkan hasil bumi yang ia panen. Dan Habel juga tidak mau kalah, ia mempersembahkan seekor anak domba sulung kepada Tuhan. Hal ini tertulis dalam kitab Kejadian 43-5, “Setelah beberapa waktu lamanya, maka kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan, sebagai korban persembahan. Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemk-lemaknya; maka Tuhan mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu”. Maka Tuhan mengindahkan dan menerima kurban yang Habel persembahkan itu. Akan tetapi Kain yang mempersembahkan hasil bumi yang Ia panen, tidak Tuhan indahkan. Hal ini karena Kain tidak mempersembahkan hasil panen yang terbaik dan tidak berkenan kepada Tuhan. Sedangkan Habel mempersembahkan kurban domba sulung yang terbaik untuk Tuhan, sehingga persembahannya berkenan. Melihat hal tersebut hati Kain menjadi marah, Ia menjadi sedih karena persembahan adiknya Habel yang diindahkan oleh Tuhan. Lalu Tuhan berfirman kepada Kain, “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?”. Ketika Kain dan Habel sedang berad diladang, tiba-tiba Kain menghampiri Habel lalu memukulnya, Kain marah kepada Habel karen persembahannya tidak diterima Tuhan. Lalu Tuhan berfirman lagi kepada Kain, “Dimanakah Habel adikmu itu? Apakah yang telah kamu perbuat kepada Habel? Maka engkau menjadi seorang pelarian dan seorang pengembara”. Lalu Kain pergi dan menggembara, Ia menetap di tempat disebelah timur taman Eden. Lalu mengapa Habel tahu cara mempersembahkan kurban yang terbaik? Kerena Habel memiliki Iman sebagai dasar mempersembahkan kurban yang terbaik untuk Tuhan. Iman yang ada dalam diri Habel itu muncul karena firman Tuhan yang selalu Habel terima lewat didikan ayahnya Adam. Dan Habel tahu cara menggunakan Iman untuk kehidupannya. Setelah Adam dan Hawa keluar dari Taman Eden, mereka punya banyak anak. Anak yang pertama, Kain, menjadi petani. Anak yang kedua, Habel, menjadi gembala. Suatu hari, Kain dan Habel memberikan persembahan untuk Yehuwa. Apa kamu tahu persembahan itu apa? Itu hadiah untuk Allah. Yehuwa senang dengan persembahan Habel, tapi Dia tidak senang dengan persembahan Kain. Karena itu, Kain sangat marah. Yehuwa memberi tahu dia bahwa kalau dia marah terus, dia akan berbuat jahat. Tapi Kain tidak peduli. Kain malah berkata kepada Habel, ’Ayo kita ke padang.’ Sewaktu mereka hanya berdua di sana, Kain memukul adiknya sehingga dia mati. Apa yang Yehuwa lakukan kepada Kain? Yehuwa menghukum Kain dengan menyuruh dia pergi jauh dari keluarganya dan tidak mengizinkan dia pulang. Kita bisa belajar apa dari cerita ini? Kita mungkin marah kalau apa yang kita mau tidak terjadi. Kalau kita marah, atau kalau ada yang menasihati kita karena tahu kita marah, kita harus cepat-cepat mengendalikan rasa marah kita sebelum itu menjadi lebih besar. Karena Habel menyayangi Yehuwa dan berbuat benar, Yehuwa tidak akan melupakan dia. Saat Yehuwa mengubah bumi menjadi firdaus, Dia akan menghidupkan Habel. ”Pergilah berdamai dulu dengan saudaramu itu, baru kembali dan persembahkan pemberianmu.”​—Matius 524

kesimpulan cerita kain dan habel